Kelapa sawit merupakan perkebunan penting di
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Famili : Palmaceae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis
Elaeis melanococca/Elaeis oleivera
Elaeis odora (tidak ditanam di
Tanaman kelapa sawit berbuah pada umur 18 bulan setelah tanam, tetapi kadar minyaknya sedikit sehingga perlu dilakukan kastrasi agar bunga tidak menjadi buah.
Buah kelapa sawit Elaeis guineensis dura, E g pisifera dan E g tenera berwarna ungu tua sampai hitam pada waktu masih muda (adanya zat anthocyanin) dan berwarna oranye merah setelah masak (berumur 6 bulan) karena didominasi zat karoten. Buah kelapa sawit spesies Elaeis melanococca berwarna hijau saat masih muda dan berubah menjadi kuning oranye setelah masak.
Buah kelapa sawit menempel pada karangan yang disebut tandan buah, terdapat puluhan dampai ribuan buah dalam satu tandan. Tandan buah akan mencapai maksimal pada umur 4,5-5 bulan, pada musim hujan buah kelapa sawit akan mengalami banyak kerontokan pada saat proses pematangan, berdasarkan buah yang rontok tersebut dapat ditentukan criteria kemasakan buah.
Produksi buah kelapa sawit maksimal 25 ton/ha/tahun dengan kandungan CPO 20 % dan PKO 3 %.
Bagian buah kelapa sawit yaitu :
1. Eksokarp atau kulit luar yang keras dan licin berwarna ungu tua-hitam lalu berubah menjadi oranye-merah
2. Mesokarp atau sabut yang diantara jaringan-jaringannya ada sel pengisi seperti spom yang banyak mengandung minyak (CPO) bila buah telah masak
3. Endokarp atau tempurung, ketika buah muda endokarpnya lunak dan berwarna putih, setelah tua mengeras dan berwarna hitam. Varietas dura memiliki endocarp yang sangat tebal sedangkan pisifera endokarpnya tipis sampai tidak memiliki endocarp.
4. Kernel atau biji atau inti bias disebut sebagai daging buah,kernel mengandung PKO (Palm Kernel Oil) sebanyak 3 % dari berat tandan.
Varietas
Varietas tanaman kelapa sawit dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya, dikenal juga beberapa varietas unggul yang memiliki beberapa keistimewaan antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lainnya.
Pembagian varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal 5 varietas sawit yaitu ;
a) Dura
Tebal tempurung 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung, daging buah tipis dengan persentase 35-50%, kernel besar dengan kandungan minyak rendah, dalam persilangan dipakai sebagai induk betina
b) Pisifera
Tempurung tipis atau hamper tidak ada, daging buah tebal, daging biji sangat tipis, tidak dapat bersilang sendiri (harus dengan varietas lain), dikenal sebagai betina steril sehingga digunakan sebagai induk jantan.
c) Tenera
Hasil persilangan Dura x Pisifera, varietas ini banyak ditanam di perkebunan-perkebunan saat ini, tempurung tipis (0.3-4 mm) dan terdapat lingkaran serabut, persentase daging buah tinggi (60-90%) , tandan buah tenera lebih banyak dibanding dura tetapi ukuran tandan relative lebih kecil.
d) Macro carya
Tempurung sangat tebal (sekitar 5 mm), daging buahnya sangat tipis
e) Diwikka-wakka
Terdapat 2 lapis daging buah, ada 3 jenis ; Diwikka wakkadura, Diwikka wakkapisifera dan Diwikka wakkatenera.
(Macra carya dan Diwikka-wakka jaang dijumpai dan tidak begitu dikenal di
Perbedaan ketebalan daging buah menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak sawit, Tenera rendemennya 22-24% dan dura 16-18%.
Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah, dibedakan menjadi 3 yaitu;
a) Nigrescens
Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu masih muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman, varietas ini banyak ditanam di perkebunan-perkebunan.
b) Virescens
Buah berwarna hijau berubah menjadi jingga kemerahan dengan ujung tetap berwarna kehijauan, jarang dijumpai di lapangan
c) Albescens
Buah berwarna kuning keputihan dan akan menjadi kekuning-kuningan dengan ujung hitam setelah masak, termasuk jarang dijumpai di lapangan.
Beberapa varietas unggul kelapa sawit yang dianjurkan ditanam di perkebunan-perkebunan di
Dura Deli digunakan sebagai induk betina , berasal dari keturunan pohon induk di Kebun Raya Bogor yang dikembangkan di Sumatera Timur dan juga hasil introduksi dari IRHO (Institut de Recherches les Huiles et Oleagineaux) beberapa varietas yang dipakai sebagai induk betina antara lain; Dura Deli Marihat, Dura Deli D Sinumbah, Pabatu, Bah Jambi, Tinjowan, D Ilir, Dura Dumpy Pabatu, Dura Deli G Bayu, Dura Deli G Melayu, Dura Deli IRHO dan Soefin.
Varietas Pisifera dipakai sebagai induk jantan yang berasal dari berbagai daerah, antara lain: Pisifera D Sinumbah (berasal dari Yangambi), Pisifera Marihat (dari Kamerun), Pisifera SP 540 T (dari Kongo), Pisifera La Me, Pisifera Yangambi (dari Pantai Gading), Pisifera Nifor.
Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No 312, 313, 314, 315, 316 dan 317/Kpts/TP. 240/4/1985 , Pusat Penelitian Marihat telah melepas enam varietas unggul sawit seperti dalam table berikut ini :
No | Nama Varietas | Asal Induk | Produktivitas | ||
Produksi TBS(ton/ha) | Produksi Minyak (ton/ha) | Rendemen Minyak Tandan (%) | |||
1 2 3 4 5 6 | DeliduraxPisifera HS dan E x 5 DeliduraxPisifera (H5xEx5) DeliduraxPisifera 424,968 DeliduraxPisifera L2T,L7T,L9T &L14T DeliduraxPisifera L239T,L718T DeliduraxPisifera SP540T | DP Dolok Sinumbah DP Bah Jambi DP Marihat DP La Me DP Yangambi DP Avros | 27,6 28,5 27,5 30,2 28,0 25,9 | 6,8 6,9 6,7 7,0 6,9 7,0 | 24,5 24,5 24,3 23,2 24,8 24,8 |
Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman daerah tropis sehingga letak geografis Indonesia cocok ditanami tanaman perkebunan ini, suhu optimal 200C tetapi dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 24-270C dengan kelembaban tinggi dan curah hujan tahunan 2000 mm, apabila tidak turun hujan selama 3 bulan akan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat (anak daun tidak memecah) dan buah yang cukup umur tidak mau masak (brondol).
Kekurangan cahaya matahari akan menyebabkan perbandingan bunga betina dan jantan (sex ratio) tanaman kelapa sawit kecil (bunga betina lebih sedikit dari bunga jantan) .
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik diberbagai jenis tanah asalkan drainasenya baik atau tidak kekurangan air di musim kemarau dan kelebihan air di musim hujan, kesuburan tanah bukan merupakan syarat mutlak untuk penanaman kelapa sawit.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah jenis tanah latosol dan alluvial sedangkan yang tidak baik apabila :
a) Tanah berdrainase buruk
b) Tanah lateritik yang mengandung batuan besi, tanah ini mudah sekali kering
c) Tanah berpasir di tepi pantai, tanah ini menyebabkan pertumbuhan kelapa sawit sangat lambat
d) Tanah gambut yang kedalamannya > 250 cm , akar tanaman akan sulit mencapai tanah sehingga tanaman mudah roboh.
Tabel 1. Perkembangan pertumbuhan daun karena deficit air
Jumlah deficit air (mm) | Gejala Pertumbuhan |
200-300 300-400 400-500 >500 | 3-4 pelepah daun tidak membuka 4-5 pelepah daun tidak membuka Pelepah daun terbawah terkulai, mengering, tepi daun mengering, pematangan buah terganggu Lebih dari gejala diatas diikuti dengan patahnya pelepah pucuk |