Minggu, 04 Mei 2008

MENGENAL TANAMAN KELAPA SAWIT

Prospek Perkebunan Kelapa Sawit

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis), diduga berasal dari dua tempat yaitu : Amerika Selatan untuk spesies Elaeis melanococca atau Elaeis oleivera dan Afrika (Guinea) untuk spesies Elaeis guineensis.

Adrien Hallet berkebangsaan Belgia adalah orang pertama yang memasukkan kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1911 sekaligus mendirikan Perkebunan Kelapa Sawit yang sekarang bernama Sucofindo di Asahan (Sumatra Utara) dan Sungai Liput (Aceh Timur)

Keberhasilan perkebunan kelapa sawit tersebut mendorong investor lain diantaranya, RCMA (Inggris), Uni Royal (Amerika), SIPEF (Belgia) dan Lonsum (Inggris), pemerintah juga mendirikan PTPN I – X di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Papua, di P Jawa terdapat di PTP XI Banten dan PT Condong Garut (Garut).

Kelapa sawit merupakan perkebunan penting di Indonesia dan masih memiliki prospek yang cerah , komoditas kelapa sawit baik berupa minyak mentah maupun hasil olahannya menduduki peringkat ke 3 penghasil devisa non migas setelah karet dan kopi.

Minyak nabati yang berasal dari kelapa sawit memiliki keunggulan diantaranya kadar kolesterolnya rendah bahkan tanpa kolesterol. Potensi produksi kelapa sawit per hektar pertahun lebih dari 6 ton.

Minyak nabati yang dihasilkan berupa minyak sawit mentah (CPO atau Crude Palm Oil) berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO dan PKO banyak dipakai sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan margarin), industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan pelumas), industri tekstil, kosmetik dan sebagai bahan bakar alternatif (minyak diesel).

Prospek perkebunan kelapa sawit masih sangat besar karena permintaan pasar dari tahun ke tahun semakin meningkat baik untuk pasar dalam maupun luar negeri, oleh karena itu sebagai Negara tropis yang masih memiliki lahan yang luas maka pengembangan perkebunan kelapa sawit masih dapat diteruskan.

Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Palmales

Famili : Palmaceae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis

Elaeis melanococca/Elaeis oleivera

Elaeis odora (tidak ditanam di Indonesia)

Morfologi tanaman kelapa sawit

Akar

Akar tunggang dimiliki oleh kecambah yang baru tumbuh akan tetapi sangat mudah mati dan digantikan dengan akar serabut yang memiliki percabangan dan membentuk anyaman rapat dan tebal, sebagian akar serabut tumbuh lurus ke bawah (vertical) dan sebagian mendatar (horizontal).

Jika aerasi cukup baik akar vertical dapat mencapai 8 meter dan horizontal 16 meter, system perakaran seperti ini membuat tanaman tidak mudah tumbang. Disekitar batang tumbuh akar adventif yang menggantung dan jika telah mencapai tanah akan menjadi akar biasa. Akar tanaman kelapa sawit mudah membusuk jika terbenam air terlalu lama.

Batang

Batang tanaman kelapa sawit mulai terlihat tumbuh pada tahun ke 4, sebelumnya hanya berbentuk poros batang yang disekelilingnya tumbuh daun.

Tanaman yang masih muda dan pertumbuha batangnya cepat tinggi (dilihat dari lingkar bekas daun yang cepat menanjak) akan memberikan hasil produksi dibawah normal, hal ini disebabkan jarak tanam terlalu sempit sehingga daun kesulitan mendapatkan sinar matahari.

Daun

Daun dibentuk dekat titik tumbuh, setiap bulan biasanya terbetuk 2 lembar daun, pertumbuhan daun awal dan berikutnya membentuk sudut 1350 . Daun pupus tumbuh tegak lurus ke atas, berwarna kuning dan masih melekat pada daun lainnya, anak daun yang tumbuh normal berjumlah 80-120 lembar,

Daun semakin lama semakin berat sehingga melengkung kearah bawah , kedudukan daun dirumuskan dengan rumus daun 3/8 artinya setiap 3 putaran terdapat 8 daun sehingga letak daun ke 9 berada di garis lurus daun pertama.

Daun yang telah tua akan patah di dekat pangkal pelepah, sedangkan pangkal pelepah tidak lepas dari batangnya sehingga permukaan batang tidak licin seperti pohon kelapa, dibagian pangkal pelepah daun terdapat duri-duri yang sangat tajam. Setiap tahun tanaman kelapa sawit bias mengeluarkan 20-24 lembar daun.

Bunga

Susunan bunga terdiri dari karangan bunga yang terdiri bunga jantan (tepung sari) dan betina (putik) , ada juga tanaman kelapa sawit yang hanya memiliki bunga jantan.

Umumnya bunga jantan dan betina terdapat dalam dua tandan terpisah, namun ada juga kelapa sawit yang memiliki bunga jantan dan betina dalam satu tandan.

Bunga jantan lebih dahulu masak dari bunga betina karena itu penyerbukan antara bunga jantan dan betina dalam satu tandan jarang sekali terjadi, masa reseptif (masa putik dapat menerima tepung sari) 3x24 jam setelah itu putik akan engering dan berwarna hitam dan mongering.

Jika spatha (selubung bunga) bunga jantan baru terbuka akan tercium bau harum dan tepung sarinya masih dalam keadaan segar. Jika diawetkan, tepung sari akan bertahan selama 10 minggu. Pengawetan tepung sari dilakukan dengan cara mengeringkannya dalam oven suhu konstan 600C selama 24 jam, te[ung sari ini digunakan untuk bantuan penyerbukan (assisted pollination) pada tanaman kelapa sawit umur 6 tahun yang memiliki bunga betina lebih banyak dibandingkan bunga jantannya.

Buah

Semakin tua umur kelapa sawit pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah yang terbentuk semakin menurun akan tetapi ukuran buahnya semakin besar dan kandungan minyaknya semakin tinggi.

Tanaman kelapa sawit berbuah pada umur 18 bulan setelah tanam, tetapi kadar minyaknya sedikit sehingga perlu dilakukan kastrasi agar bunga tidak menjadi buah.

Buah kelapa sawit Elaeis guineensis dura, E g pisifera dan E g tenera berwarna ungu tua sampai hitam pada waktu masih muda (adanya zat anthocyanin) dan berwarna oranye merah setelah masak (berumur 6 bulan) karena didominasi zat karoten. Buah kelapa sawit spesies Elaeis melanococca berwarna hijau saat masih muda dan berubah menjadi kuning oranye setelah masak.

Buah kelapa sawit menempel pada karangan yang disebut tandan buah, terdapat puluhan dampai ribuan buah dalam satu tandan. Tandan buah akan mencapai maksimal pada umur 4,5-5 bulan, pada musim hujan buah kelapa sawit akan mengalami banyak kerontokan pada saat proses pematangan, berdasarkan buah yang rontok tersebut dapat ditentukan criteria kemasakan buah.

Produksi buah kelapa sawit maksimal 25 ton/ha/tahun dengan kandungan CPO 20 % dan PKO 3 %.

Bagian buah kelapa sawit yaitu :

1. Eksokarp atau kulit luar yang keras dan licin berwarna ungu tua-hitam lalu berubah menjadi oranye-merah

2. Mesokarp atau sabut yang diantara jaringan-jaringannya ada sel pengisi seperti spom yang banyak mengandung minyak (CPO) bila buah telah masak

3. Endokarp atau tempurung, ketika buah muda endokarpnya lunak dan berwarna putih, setelah tua mengeras dan berwarna hitam. Varietas dura memiliki endocarp yang sangat tebal sedangkan pisifera endokarpnya tipis sampai tidak memiliki endocarp.

4. Kernel atau biji atau inti bias disebut sebagai daging buah,kernel mengandung PKO (Palm Kernel Oil) sebanyak 3 % dari berat tandan.

Varietas

Varietas tanaman kelapa sawit dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya, dikenal juga beberapa varietas unggul yang memiliki beberapa keistimewaan antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lainnya.

Pembagian varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal 5 varietas sawit yaitu ;

a) Dura

Tebal tempurung 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung, daging buah tipis dengan persentase 35-50%, kernel besar dengan kandungan minyak rendah, dalam persilangan dipakai sebagai induk betina

b) Pisifera

Tempurung tipis atau hamper tidak ada, daging buah tebal, daging biji sangat tipis, tidak dapat bersilang sendiri (harus dengan varietas lain), dikenal sebagai betina steril sehingga digunakan sebagai induk jantan.

c) Tenera

Hasil persilangan Dura x Pisifera, varietas ini banyak ditanam di perkebunan-perkebunan saat ini, tempurung tipis (0.3-4 mm) dan terdapat lingkaran serabut, persentase daging buah tinggi (60-90%) , tandan buah tenera lebih banyak dibanding dura tetapi ukuran tandan relative lebih kecil.

d) Macro carya

Tempurung sangat tebal (sekitar 5 mm), daging buahnya sangat tipis

e) Diwikka-wakka

Terdapat 2 lapis daging buah, ada 3 jenis ; Diwikka wakkadura, Diwikka wakkapisifera dan Diwikka wakkatenera.

(Macra carya dan Diwikka-wakka jaang dijumpai dan tidak begitu dikenal di Indonesia)

Perbedaan ketebalan daging buah menyebabkan perbedaan persentase atau rendemen minyak sawit, Tenera rendemennya 22-24% dan dura 16-18%.

Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah, dibedakan menjadi 3 yaitu;

a) Nigrescens

Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu masih muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman, varietas ini banyak ditanam di perkebunan-perkebunan.

b) Virescens

Buah berwarna hijau berubah menjadi jingga kemerahan dengan ujung tetap berwarna kehijauan, jarang dijumpai di lapangan

c) Albescens

Buah berwarna kuning keputihan dan akan menjadi kekuning-kuningan dengan ujung hitam setelah masak, termasuk jarang dijumpai di lapangan.

Beberapa varietas unggul kelapa sawit yang dianjurkan ditanam di perkebunan-perkebunan di Indonesia yang berasal dari salah satu sumber benih kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Perkebunan Marihat, Pematang Siantar, Medan.

Dura Deli digunakan sebagai induk betina , berasal dari keturunan pohon induk di Kebun Raya Bogor yang dikembangkan di Sumatera Timur dan juga hasil introduksi dari IRHO (Institut de Recherches les Huiles et Oleagineaux) beberapa varietas yang dipakai sebagai induk betina antara lain; Dura Deli Marihat, Dura Deli D Sinumbah, Pabatu, Bah Jambi, Tinjowan, D Ilir, Dura Dumpy Pabatu, Dura Deli G Bayu, Dura Deli G Melayu, Dura Deli IRHO dan Soefin.

Varietas Pisifera dipakai sebagai induk jantan yang berasal dari berbagai daerah, antara lain: Pisifera D Sinumbah (berasal dari Yangambi), Pisifera Marihat (dari Kamerun), Pisifera SP 540 T (dari Kongo), Pisifera La Me, Pisifera Yangambi (dari Pantai Gading), Pisifera Nifor.

Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No 312, 313, 314, 315, 316 dan 317/Kpts/TP. 240/4/1985 , Pusat Penelitian Marihat telah melepas enam varietas unggul sawit seperti dalam table berikut ini :

No

Nama Varietas

Asal Induk

Produktivitas

Produksi TBS(ton/ha)

Produksi Minyak (ton/ha)

Rendemen Minyak Tandan (%)

1

2

3

4

5

6

DeliduraxPisifera

HS dan E x 5

DeliduraxPisifera

(H5xEx5)

DeliduraxPisifera

424,968

DeliduraxPisifera

L2T,L7T,L9T &L14T

DeliduraxPisifera

L239T,L718T

DeliduraxPisifera

SP540T

DP Dolok Sinumbah

DP Bah Jambi

DP Marihat

DP La Me

DP Yangambi

DP Avros

27,6

28,5

27,5

30,2

28,0

25,9

6,8

6,9

6,7

7,0

6,9

7,0

24,5

24,5

24,3

23,2

24,8

24,8

Persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit

Tanaman kelapa sawit adalah tanaman daerah tropis sehingga letak geografis Indonesia cocok ditanami tanaman perkebunan ini, suhu optimal 200C tetapi dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 24-270C dengan kelembaban tinggi dan curah hujan tahunan 2000 mm, apabila tidak turun hujan selama 3 bulan akan menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat (anak daun tidak memecah) dan buah yang cukup umur tidak mau masak (brondol).

Kekurangan cahaya matahari akan menyebabkan perbandingan bunga betina dan jantan (sex ratio) tanaman kelapa sawit kecil (bunga betina lebih sedikit dari bunga jantan) .

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik diberbagai jenis tanah asalkan drainasenya baik atau tidak kekurangan air di musim kemarau dan kelebihan air di musim hujan, kesuburan tanah bukan merupakan syarat mutlak untuk penanaman kelapa sawit.

Tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah jenis tanah latosol dan alluvial sedangkan yang tidak baik apabila :

a) Tanah berdrainase buruk

b) Tanah lateritik yang mengandung batuan besi, tanah ini mudah sekali kering

c) Tanah berpasir di tepi pantai, tanah ini menyebabkan pertumbuhan kelapa sawit sangat lambat

d) Tanah gambut yang kedalamannya > 250 cm , akar tanaman akan sulit mencapai tanah sehingga tanaman mudah roboh.

Tabel 1. Perkembangan pertumbuhan daun karena deficit air

Jumlah deficit air (mm)

Gejala Pertumbuhan

200-300

300-400

400-500

>500

3-4 pelepah daun tidak membuka

4-5 pelepah daun tidak membuka

Pelepah daun terbawah terkulai, mengering, tepi daun mengering, pematangan buah terganggu

Lebih dari gejala diatas diikuti dengan patahnya pelepah pucuk

4 komentar:

Anonim mengatakan...

informasinya cukup bermanfaat .....thanks !

yudi_h mengatakan...

daftar alumni SMK N2 TANAH GROGOT dari angkatan pertama di muat dong pak.......biar bisa mengingat teman2,itung-itung bernostalgia
by yudi herianto/angkatan 1999-2000

Anonim mengatakan...

Sukses Pak, say ajuga alumni SMK Pertanian Angk. II Jur. UTT 2 (Tempo dulu. Salam buat semua Guru-guru.

efendi mengatakan...

lengkapi sekalian teknis budidayanya pak, untuk refernsi + tampilkan teknis budidaya tanaman lainya?